Dua Karakter Sepak Bola yang Berbeda

bolaMalam ini saya melihat dua pertandingan sepak bola di televisi. Pertama fina Copa Djisamsoe dan Kedua Final Piala Konfederasi nun jauh di Afrika sana.

Yang pertama, awalnya saya menginginkan untuk menghibur diri, namun ternyata sangat tidak terhibur. Pertama karena pertandingan ini sebuah pertandingan final tapi tidak diselenggarakan di tempat netral. Bertempat di Palembang, kandang Sriwijaya FC.. Keduanya perilaku pemain Persipura yang Walk Out karena tidak puas atas keputusan wasit yang seakan memihak pada sang Sriwijaya FC. Persipurapun jadinya dianggap kalah dan Sriwijaya yang dinobatkan menjadi sang juara tanpa pertandingan yang tuntas dan memuaskan penontonnya.

Bener-bener tidak menghibur. Untungnya saya agak kaget ketika mendengar bunyi raungan gitar yang sedikit aku kenal. Ya Ian Antono bersama Godblessnya cukup menggantikan kesedihan saya atas  gagalnya Copa Djisamsoe mempersembahkan tontonan yang berkualitas. Maklum saya salah satu penggemar Godbless.

Berlanjut ke Sepak Bola yang kedua malam ini yang saya tonton sangat berbeda jauh dengan pertandingan yang pertama. Ya antara Amerika Serikat dengan Brazil yang memperebutkan Piala Konfederasi.  Diselenggarakan diStadion Ellis Park, Johannesburg, Afrika Selatan calon tuan rumah Piala Dunia 2010.

Ada kasus yang sama, ketika Brasil telah kemasukkan gol yang pertama, wasit tidak melihat ada handsball yang dilakukan oleh pemain Amerika Serikat. Tapi tidak menjadi “ngutung” bagi pemain2 Brasil yang harus bersikap keras dengan walk out. Demikian pula sebuah tendangan ke mulut gawang yang menurut saya sebenarnya sudah masuk tapi tidak dianggap masuk oleh hakim garis dan wasit. Namun lagi2 Brazil menunjukkan sikap sportifnya untuk mentaati aturan kalo keputusan wasit tidak bisa diganggu gugat.

Kesabaran Brazil memang akhirnya berbuah hasil dengan mental juaranya mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 3-2. Amerikapun harus nyinyir menjadi yang kedua padahal sebelumnya di babak pertama telah berhasil memasukkan 2 gol tanpa balas. Semangat yang ditunjukkan oleh kedua tim yang saya patut untuk mengacungkan 2 jempol. Amerika Serikat harus kecewa.

Catatan dari kedua tontonan sepakbola itu bagi saya :

  • Dalam pertandingan pertama, saya hanya mengerutkan dahi. Bagaimana bisa berharap mendunia persepakbolaan kita, kalo hanya karena kesalahan wasit para pemain harus selalu emosi sampai meninggalkan lapangan. Sebuah pertunjukkan yang tidak indah untuk dinikmati. Sangat berbeda dengan iklannya yang seakan selalu menjunjung tinggi nilai2 sportifitas.
  • Dalam pertandingan kedua, saya memuji kehebatan dan semangat Amerika yang telah mencapai final. Karena selama ini Amerika selalu dipandang sebelah mata dalam dunia sepak bola. Eropa yang merupakan penyelenggara liga terhebat di dunia, kali ini harus absen dalam pertandingan final tersebut. Kalo untuk Brazil, ya mental juara sudah tidak perlulah saya ulas.
  • Saya memuji kehebatan Afrika Selatan yang telah diuji dalam melaksanakan piala konfederasi ini yang bolehlah kita anggap berhasil. Semoga kelak dalam Piala Dunia yang merupakan pesta akbar pesepakbola dan pecintanya, Afrikapun akan menjadi tuan rumah yang berhasil pula sehingga akan menjadi tontonan yang menarik dan sangat menghibur.

Ah … diakhir tulisan ini, saya hanya punya satu pertanyaan : “Kapan Indonesia akan menyusul kehebatan mereka dalam segala hal di dunia sepakbola, sudah sangat menanti saya?..

———————————————————-

Gambar diambil dari http://mysportblogs.com.

One thought on “Dua Karakter Sepak Bola yang Berbeda

Leave a comment